Menteri BUMN dan Dirut BRI Dukung UMKM Naik Kelas

INFO BISNIS–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha di segmen UMKM. Fokus BRI memberdayakan UMKM karea 99 persen struktur ekonomi Indonesia berasal dari UMKM. Disamping itu, UMKM juga memberikan sumbangsih kepada PDB sebesar 60 persen dari total PDB Indonesia. Hal tersebut diungkapkandalam kunjungan kerja Menteri BUMN RI Erick Thohir yang didampingi Direktur Utama BRI Sunarsodi Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Sunarso mengungkapkan saat pelaku UMKM semakin kuat, diharapkan ketahanan ekonomi nasional pun akan semakin kuat. Untuk itu, pihaknya menegaskan pelaku UMKM harus diedukasi. “Hal pertama yang perlu diedukasi adalah spirit entrepreneurship. Dengan demikian pelaku usaha memiliki semangat baja mempertahankan dan mengembangkan usahanya,”ujarnya.

Kedua, edukasi pada kemampuan mengelola administrasi dan manajerial agar bank berebut menawarkan jasa layanan keuangan. Faktor ketiga yang harus diedukasi adalah aksesibilitas. informasi, teknologi, pasar, dan permodalan.

“Termasuk Good Corporate Governance Principles. Itu harus diajarkan kepada UMKM. Yang terakhir saya pikir itu sustainability. Harus dipikirkan journey dari usahanya. Kalau sekarang usaha ultra mikro maka target sekian tahun harus (naik kelas) ke mikro, kecil, dan bahkan menengah,” katanya.

Dalam agenda kunjungan kerja pada 3-4 Agustus 2021, Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut BRI Sunarso mengunjungi beberapa lokasi penting yaitu ke klaster produksi tempe binaan BRI, Agen BRILink Toko Nadia, penyaluran BPUM,dan kegiatan vaksinasi di KC BRI Baturaja.

Adapun klaster produksi tempe berada di Kebun Jeruk, Kelurahan Saung Naga, Kecamatan Baturaja Barat. Sunarso mencontohkan, setelah proses edukasi BRI bisa memberikan jasa layanan simpanan dan pinjaman kepada produsen tempe yang menjadi nasabahnya.

Dalam ekosistem tersebut, terdapat 72 orang pelaku usaha dengan potensi akuisisi BRI melalui simpanan dan pinjaman, Agen BRILink, Qris hingga Agen Mitra Ultra Mikro (Umi). Harapannya, sentra produksi tempe berkapasitas produksi hingga 2 ton per hari dengan omzet Rp 40 juta-57 juta setiap harinya bisa terus berkembang.

Sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi dan mendorong proses inklusi keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, Sunarso pun menyambangi Agen BRILink Toko Nadia. Gerai yang dimiliki Nizar (49) warga jalan Garuda Lintas Sumatera, Desa Airpaoh, Baturaja, OKU, itu masuk dalam kategori Agen Jawara. Transaksi di toko Nadia mencapai 779 kali per bulan dengan nilai transaksinya mencapai Rp 1,15 miliar.

Sunarso mengatakan, di zaman digitalisasi, pelaku usaha di segmen UMKM bukan hanya harus didukung dengan kekuatan modal, tapi berbagai produk jasa layanan keuangan. Karenanya BRILink mendukung pelaku usaha melakukan transaksi keuangan di daerah yang jauh dari kantor bank. “Karena eranya digital, orang itu akan memiliki competitiveness yang baik kalau fokus. Fokus ke klaster-klaster mana, dan itu lah yang kita sebut ekosistem,”ujarnya.

Sebagai bank penyalur bantuan produktif usaha mikro (BPUM), BRI pun agresif mempercepat penyaluran dana bantuan tersebut agar diterima oleh penerima manfaat. Di Kabupaten tersebut, penyaluran BPUM dilakukan Kantor Cabang BRI Baturaja, Kabupaten OKU.(*)

Di zaman digitalisasi, pelaku usaha di segmen UMKM bukan hanya harus didukung dengan kekuatan modal, tapi berbagai produk jasa layanan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *